PEMBAHARUAN

............ Bagi siswa siswa kelas X, kata sandi telah diperbaharui pada 8-4-2016, yang mau posting di Blog SMK Bukateja (Blog siswa) harap menghubungi nomor : 081391031086
yg belum dapat nilai : FAturcohman +Misbah; Reli+Risala; +Eka +Mega; Bening +Rini; Elisa+Feli ; Ade +Sucipto; Sigit +Iyan; Erni A+Tri Wahu

Kamis, 31 Maret 2016

PANGLIMA BESAR "JENDERAL SOEDIRMAN"


film ini bercerita tentang perjuangan “Jenderal Soedirman”, yang dikisahkan pada tahun 1946 sampai tahun 1949. Mengisahkan tentang Sang Jenderal Besar yang memimpin gerilya pasukan dalam melawan agresi militer Belanda II di yogyakarta dan sekitarnya. Beliau ingin menunjukkan eksistensi bahwa TNI dan negara Indonesia masih ada dalam pandangan dunia untuk mempertahankan kedaulatan negara. Pada saat itu, Belanda menyatakan Indonesia sudah tidak ada.

Dari kedalaman hutan, Jenderal Sudirman menyiarkan bahwa Republik Indonesia masih ada, kokoh berdiri bersama Tentara Nasionalnya yang kuat.

Pasukan yang terdiri dari tentara dan dokter pribadinya karena kondisi sakit melakukan perjalanan dan memulai perlawanan dengan perang gerilya selama 7 bulan, sedangkan para pemimpin negara yang berada dalam lindungan Keraton Kesultanan Yogyakarta jatuh ketangan Belanda yang melakukan agresi militer II.

Belanda menyatakan secara sepihak sudah tidak terikat dengan perjanjian Renville, sekaligus menyatakan penghentian gencatan senjata. Pada tanggal 19 Desember 1948, Jenderal Simons Spoor Panglima Tentara Belanda memimpin Agresi militer ke II menyerang Yogyakarta yang saat itu menjadi ibukota Republik.

Presiden Soekarno (Baim Wong)- Wakil Presiden Hatta (Nugie) ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka sehingga sistem pemerintahan lumpuh. Jenderal Soedirman (Adipati Dolken) dan para pejuang berhasil lolos dan mendirikan markas sementara di Sobo dekat Gunung Lawu. Jenderal Sudirman yang berada di hutan secara otomatis memimpin pemerintahan darurat militer bersama Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi.

Perintah dan komandonya mampu menggerakkan militer untuk melakukan perang gerilya di pulau jawa, atas saran Sri Sultan HB IX dilakukan serangan umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta dan menjadikan pulau jawa medan pertempuran perang gerilya yang luas dengan akibat Belanda kehabisan logistik dan waktu.

Dalam keadaan sakit parah dengan paru-paru yang tinggal sebelah akibat terluka dan semangat juang tinggi sang jenderal terus melakukan perjuangan gerilya sebagai rasa cinta terhadap tanah air. Sang jenderal mampu membuat frustasi Jenderal Spoor dan pasukannya karena sudah mengerahkan kekuatan darat dan udara namun tak dapat menguasai medan perang, beberapa kali Jenderal Sudirman berhadapan dengan pasukan Belanda dan tak berhasil ditangkap.

Kemanunggalan dan kerjasama TNI dan rakyat yang membuat menang perang, akhirnya Belanda menghentikan agresi militer dan mengakui kedaulatan RI secara utuh. Setelah Bung Karno dan Bung Hatta kembali dari pengasingan, Jenderal Sudirman mengembalikan kekuasaan pemerintahan darurat militer ke pemerintah yang sah dibawah pimpinan sukarno-Hatta. (HW)



Nama : AFIFAH DWI UTAMI
             NUR AFIFAH
Kelas  : X TKJ 5



Tidak ada komentar:

Posting Komentar