Jendral sudirman mengikuti pendidikan Tentara Pembelaan Tanah
Air (Peta) di Bogor. Setelah selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Komandan
Batalyon di Kroya. Ketika itu, pria yang memiliki sikap tegas ini sering
memprotes tindakan tentara Jepang yang berbuat sewenang-wenang dan bertindak
kasar terhadap anak buahnya. Karena sikap tegasnya itu, suatu kali dirinya
hampir saja di bunuh oleh tentara Jepang.
Jendral soedirman yang tetap bertekad melindungi Negara meski
badanya ringkih karena paru-parunya tersisa satu akibat tuberkolusis. Dan
perjuangan gerilya Soedirman selama tujuh bulan menempuh seribu kilometer pun
dimulai. Tentara Belanda yang jumlahnya banyak dilengkapi persenjataan yang
lebih lengkap dan canggih kelabakan mencari Soedirman yang kondisinya lemah
harus di tunda oleh anak buahnya.
Melewati sungai yang airnya membuat tubuh menggigil, menembus
hutan belantara, bersembunyi dalam gua ketika Belanda melemparkan misi-misi
dari udara, menginap di rumah penduduk yang di lewati rute gerilya. Soedirman
bersama anak buahnya selalu lolos dari kejaran Belanda.
Berbagai krisis mereka hadapi, mulai dari kucing-kucingan
dengan Belanda hingga penghianatan dalam tim gerilya akhirnya berakhir saat
Soedirman diminta untuk kembali ke Yogyakart usai Perjanjian Roem-Royen.
Nama kelompok :
- Alifah Anggraeni (04)
- Melinda (18)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar