PEMBAHARUAN

............ Bagi siswa siswa kelas X, kata sandi telah diperbaharui pada 8-4-2016, yang mau posting di Blog SMK Bukateja (Blog siswa) harap menghubungi nomor : 081391031086
yg belum dapat nilai : FAturcohman +Misbah; Reli+Risala; +Eka +Mega; Bening +Rini; Elisa+Feli ; Ade +Sucipto; Sigit +Iyan; Erni A+Tri Wahu

Rabu, 30 Maret 2016

PUTRA KEBANGAAN REMBANG

Panglima Besar Jenderal Soedirman adalah salah satu pahlawan dalam sejarah Indonesia yang namanya paling sering didengar. Bahkan, namanya diabadikan sebagai nama jalan raya di hampir setiap kota di Indonesia. Akan tetapi, selain jadi panglima besar yang memimpin tentara nasional Indonesia (TNI) selepas kemerdekaan Indonesia,
perjuangan Soedirman justru cukup jarang diceritakan, selain dalam pelajaran sejarah di sekolah.Soedirman adalah salah satu sosok panutan bagi kemiliteran Indonesia.
Menceritakan salah satu perjuangan paling dramatis dari Soedirman, yaitu perang gerilya melawan tentara Belanda selama tujuh bulan, sampai tercapainya perjanjian damai Roem-Roijen pada 14 April 194.Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, namun, pihak Belanda masih menganggap Indonesia sebagai wilayah kekuasaannya, dan melakukan beberapa upaya untuk meredam para pejuang kemerdekaan Indonesia yang dianggap pemberontak. Pada 19 Desember 1948, Panglima Tentara Belanda, Jenderal Simons Spoor (Eric van Loon) memimpin agresi militer II ke Yogyakarta, yang saat itu jadi ibukota Republik Indonesia.
Presiden Soekarno (Baim Wong) dan wakil presiden Mohammad Hatta (Nugie) pun diasingkan ke Pulau Bangka, tetapi panglima militernya, Jenderal Soedirman (Adipati Dolken), memutuskan melakukan taktik perang gerilya melawan Belanda. Membawa hanya segelintir prajurit, Soedirman mulai melakukan gerilya melintasi hutan belantara di pulau Jawa, menyerang tempat-tempat vital tentara Belanda, yang menyebabkan dirinya diburu balik oleh tentara Belanda. Perjuangan ini pun semakin berat ketika di tengah semua itu, Soedirman menderita sakit paru-paru parah, dan desa-desa yang pernah disinggahinya menjadi sasaran serangan tentara Belanda.


Pengirim : CITRA PUTRI ISLAMI
                  OKTAFIA FONI LISNAENI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar