Panglima Besar Jenderal Soedirman
adalah salah satu pahlawan dalam sejarah Indonesia yang namanya paling sering
didengar. Bahkan, namanya diabadikan sebagai nama jalan raya di hampir setiap
kota di Indonesia. Akan tetapi, selain jadi panglima besar yang memimpin
tentara nasional Indonesia (TNI) selepas kemerdekaan Indonesia,
perjuangan Soedirman justru cukup jarang diceritakan, selain dalam pelajaran sejarah di sekolah.Soedirman adalah salah satu sosok panutan bagi kemiliteran Indonesia.
perjuangan Soedirman justru cukup jarang diceritakan, selain dalam pelajaran sejarah di sekolah.Soedirman adalah salah satu sosok panutan bagi kemiliteran Indonesia.
Menceritakan salah satu perjuangan paling
dramatis dari Soedirman, yaitu perang gerilya melawan tentara Belanda selama
tujuh bulan, sampai tercapainya perjanjian damai Roem-Roijen pada 14 April 194.Indonesia
telah memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, namun, pihak Belanda
masih menganggap Indonesia sebagai wilayah kekuasaannya, dan melakukan beberapa
upaya untuk meredam para pejuang kemerdekaan Indonesia yang dianggap
pemberontak. Pada 19 Desember 1948, Panglima Tentara Belanda, Jenderal Simons
Spoor (Eric van Loon) memimpin agresi militer II ke
Yogyakarta, yang saat itu jadi ibukota Republik Indonesia.
Presiden Soekarno (Baim Wong)
dan wakil presiden Mohammad Hatta (Nugie) pun diasingkan ke
Pulau Bangka, tetapi panglima militernya, Jenderal Soedirman (Adipati
Dolken), memutuskan melakukan taktik perang gerilya melawan Belanda.
Membawa hanya segelintir prajurit, Soedirman mulai melakukan gerilya melintasi
hutan belantara di pulau Jawa, menyerang tempat-tempat vital tentara Belanda,
yang menyebabkan dirinya diburu balik oleh tentara Belanda. Perjuangan ini pun
semakin berat ketika di tengah semua itu, Soedirman menderita sakit paru-paru
parah, dan desa-desa yang pernah disinggahinya menjadi sasaran serangan tentara
Belanda.
Pengirim : CITRA PUTRI ISLAMI
OKTAFIA FONI LISNAENI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar