Profesi : Pahlawan Nasional
Agama : Islam
Tempat Lahir : Dukuh Rembang, Desa Bantar Barang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Senin, 24 Januari 1916
Wafat : 29 Januari 1950
"Robek-robeklah BADANku, potong-potonglah JASAD ini, tetapi JIWAku dilindungi oleh benteng MERAH PUTIH, akan tetap hidup, tetap menutup bela, siapapun lawan yang aku hadapi."
Pada saat terpilihnya Jenderal Soedirman sebagai panglima besar TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Tiba-tiba tentara Belanda mengebom pasar-pasar tradisional dan menembak orang-orang tanpa kecuali. Pada saat itu juga Jenderal Soedirman meminta izin kepada istrinya yang sedang hamil untuk pergi bergerilya.
Setelah itu Jenderal Soedirman menemui presiden meminta kepada presiden untuk turun kehutan bersamanya karena, apabila tidak pergi bersamanya mungkin ia akan dibunuh, tapi presiden tidak mau. akhirnya Jenderal Soedirman bersama para pejuang lainnya pergi bergerilya dan Jenderal Soedirman lah yang memimpin perang gerilya. Pada saat Jenderal Soedirman beristirahat disebuah pinggir danau ada salah satu pejuang yang memberitahukan kepada Jenderal Soedirman bahwa presiden sekarang ditahan oleh Belanda.
Pada malam hari Jenderal Soedirman melihat ada tandu yang menurut salah satu pejuang untuk membawanya, tetapi Jenderal Soedirman tidak mau, karena Jenderal Soedirman tidak mau diperlakukan seperti raja, tapi pejuang itu berkata bahwa tandu itu untuk membawa Jenderal Soedirman yang sedang sakit. Akhirnya Jenderal Soedirman mau.
Jenderal Soedirman dan para pejuang lainnya pergi kedalam hutan dan bermalam di hutan, dan terkadang juga beristirahat di rumah warga. Tentara Belanda pun terus mencari Jenderal Soedirman. Jenderal Soedirman mengumumkan bahwa TKR masih ada dan akan terus berjuang dan pada saat Jenderal Soedirman mengatakan "MERDEKA" tentara Belanda langsung menjatuhkan bom dimana-mana.
"Dengan senjata Belanda yang semakin kuat Jenderal Soedirman melakukan perang gerilya di hutan semata-mata bukan untuk melarikan diri tetapi untuk menguras tenaga para penjajah." Beberapa kali Jenderal Soedirman dan para pejuang dihujan-hujani bom Belanda dan beberapa kali juga mereka terhindar dari maut. Dan meski Jenderal Soedirman dan para pejuang kedinginan, kelaparan tetapi mereka memiliki niat yang besar untuk rakyat Indonesia.
Jenderal Soedirman berjuang ditengah hutan sedangkan Soekarno-Hatta berjuang dimeja bundar untuk perdamaian. Saat salah satu pejuang Indonesia yang sedang mencari pejuang yang tertinggal ia dikepung oleh tentara Belanda dan ditembak, saat itu pula ia mengucapkan "MERDEKA" setelah itu ia ditembak berkali-kali hingga meninggal.
Suatu hari Sri Sultan meminta Jenderal Soedirman untuk pulang ke Yogyakarta. Tetapi apabila Jenderal Soedirman pulang berarti ia akan menghentikan perang gerilyanya, tetapi Jenderal Soedirman akan terus berjuang.
"Negara-negara di Dunia mengakui bawa taktik perang gerilya yang dilakukan Jenderal Soedirman adalah taktik yang hebat"
Pengirim : 1. Nurul Fadilah (2902)
2. Siti Puji Lestari (2910)
Kelas : X TKJ 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar