Belanda, secara sepihak, menyatakan sudah tidak terikat dengan perjanjian Renville (1947), sekaligus menyatakan gencatan senjata berakhir. Lalu di bawah pimpinan Panglima Tentara Belanda Jenderal Simons Spoor, Belanda menyerang ibukota RI Yogyakarta pada 19 Desember 1948. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Agresi Militer II.Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka.
Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Soedirman (Adipati Dolken) memimpin perang gerilya ke arah selatan Yogyakarta. Dengan hanya satu paru-paru, Soedirman dan pasukannya yang hanya berjumlah 12 orang menempuh perjalanan 1000 kilometer selama tujuh bulan. Naik turun gunung, keluar masuk gua, menumpang di rumah warga desa, dan tak jarang penduduk pasang badan sebagai tameng dan mata-mata. Dan ketika Belanda menyatakan Indonesia sudah tidak ada, dari dalam hutan, Jenderal Soedirman menyiarkan bahwa Republik Indonesia masih ada, kokoh berdiri bersama Tentara Nasionalnya yang kuat. Soedirman membuat Jawa jadi medan perang gerilya yang luas serta menjadikan Belanda kehabisan logistik dan waktu. Bersatunya TNI dan rakyatlah yang akhirnya memenangkan perang. Dengan ditandatangani Perjanjian Roem-Royen, Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan RI seutuhnya. Jenderal Soedirman, walau hampir seluruh kota di Indonesia menggunakan namanya untuk nama jalan protokol, namun jasanya untuk Republik tak luas diketahui, perang gerilya macam apa yang dia pimpin, dan bagaimana bisa gerilya cuma berbekal 12 orang.Berangkat dari hal-hal inilah Viva Westi menggarap film Jenderal Sudirman dengan memaparkan bagaimana ketokohan Sang Jenderal yang jujur, penuh integritas, dan sangat cinta Indonesia. Adegan pembukanya adalah bagian yang tak banyak diketahui, yakni Soedirman merupakan panglima besar pertama TNI yang pemilihannya dilakukan lewat demokrasi, pemungutan suara. Sang Jenderal juga mendukung penuh kemerdekaan 100 persen lepas dari bentuk penjajahan apapun, tapi tak hendak menempuh cara Tan Malaka (Mathias Muchus) yang terlalu keras.Jenderal Soedirman, merupakan pahlawan dan tokoh yang berperan penting dalam mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia. Dalam diri beliau, terdapat nilai-nilai yang dapat dijadikan suri tauladan, terutama dalam hal nasionalisme terhadap bangsa Indonesia. Beliau selalu tempil sebagai figur yang memiliki kesadaran terhadap petingnya arti kebersamaan dalam suaru perjuangan. Dari hal tersebut dapat disebutkan bahwa salah satu ketauladanan yang dapat diambil dari jenderal Soedirman ialah kebersamaan yang merupakan nilai penting baik dalam suatu perjuangan dan juga kehidupan sehari – hari. Ketauladanan lainnya yang dapat diambil dari Jenderal Soedirman ialah beliau adalah pendidik dan guru bagi masyarakat yang selalu mampu melakukan pengamatan secara cermat dan tepat terhadap perkembangan sitausi politik yang silih berganti, selain itu ada beberapa keteladanan Soedirman yang harus remaja menjadikan contoh, Soedirman mendapatkan nilai – nilai kesederhanaan, kejujuran dan kerja tetapi Jenderal Soedirman juga mempunyai nilai kepahlawanan, percaya diri, keberanian dan kemandirian serta selalu menjaga kesalehannya.Tanpa perang gerilya mungkin kemerdekaan Indonesia tidak akan pernah seperti sekarang, karena pada masa itu semua pemimpin Indonesia sudah ditangkap Belanda. Hanya perang gerilya yang dipimpin Jenderal Soedirman-lah yang masih berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia masih ada dan melawan,
Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Soedirman (Adipati Dolken) memimpin perang gerilya ke arah selatan Yogyakarta. Dengan hanya satu paru-paru, Soedirman dan pasukannya yang hanya berjumlah 12 orang menempuh perjalanan 1000 kilometer selama tujuh bulan. Naik turun gunung, keluar masuk gua, menumpang di rumah warga desa, dan tak jarang penduduk pasang badan sebagai tameng dan mata-mata. Dan ketika Belanda menyatakan Indonesia sudah tidak ada, dari dalam hutan, Jenderal Soedirman menyiarkan bahwa Republik Indonesia masih ada, kokoh berdiri bersama Tentara Nasionalnya yang kuat. Soedirman membuat Jawa jadi medan perang gerilya yang luas serta menjadikan Belanda kehabisan logistik dan waktu. Bersatunya TNI dan rakyatlah yang akhirnya memenangkan perang. Dengan ditandatangani Perjanjian Roem-Royen, Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan RI seutuhnya. Jenderal Soedirman, walau hampir seluruh kota di Indonesia menggunakan namanya untuk nama jalan protokol, namun jasanya untuk Republik tak luas diketahui, perang gerilya macam apa yang dia pimpin, dan bagaimana bisa gerilya cuma berbekal 12 orang.Berangkat dari hal-hal inilah Viva Westi menggarap film Jenderal Sudirman dengan memaparkan bagaimana ketokohan Sang Jenderal yang jujur, penuh integritas, dan sangat cinta Indonesia. Adegan pembukanya adalah bagian yang tak banyak diketahui, yakni Soedirman merupakan panglima besar pertama TNI yang pemilihannya dilakukan lewat demokrasi, pemungutan suara. Sang Jenderal juga mendukung penuh kemerdekaan 100 persen lepas dari bentuk penjajahan apapun, tapi tak hendak menempuh cara Tan Malaka (Mathias Muchus) yang terlalu keras.Jenderal Soedirman, merupakan pahlawan dan tokoh yang berperan penting dalam mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia. Dalam diri beliau, terdapat nilai-nilai yang dapat dijadikan suri tauladan, terutama dalam hal nasionalisme terhadap bangsa Indonesia. Beliau selalu tempil sebagai figur yang memiliki kesadaran terhadap petingnya arti kebersamaan dalam suaru perjuangan. Dari hal tersebut dapat disebutkan bahwa salah satu ketauladanan yang dapat diambil dari jenderal Soedirman ialah kebersamaan yang merupakan nilai penting baik dalam suatu perjuangan dan juga kehidupan sehari – hari. Ketauladanan lainnya yang dapat diambil dari Jenderal Soedirman ialah beliau adalah pendidik dan guru bagi masyarakat yang selalu mampu melakukan pengamatan secara cermat dan tepat terhadap perkembangan sitausi politik yang silih berganti, selain itu ada beberapa keteladanan Soedirman yang harus remaja menjadikan contoh, Soedirman mendapatkan nilai – nilai kesederhanaan, kejujuran dan kerja tetapi Jenderal Soedirman juga mempunyai nilai kepahlawanan, percaya diri, keberanian dan kemandirian serta selalu menjaga kesalehannya.Tanpa perang gerilya mungkin kemerdekaan Indonesia tidak akan pernah seperti sekarang, karena pada masa itu semua pemimpin Indonesia sudah ditangkap Belanda. Hanya perang gerilya yang dipimpin Jenderal Soedirman-lah yang masih berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia masih ada dan melawan,
Pengirim : 1. NIDA AZKIYA ZULFA (31)
2. SOFIKHUSNA FADILAH (34)
Kelas : X TKJ 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar