PEMBAHARUAN

............ Bagi siswa siswa kelas X, kata sandi telah diperbaharui pada 8-4-2016, yang mau posting di Blog SMK Bukateja (Blog siswa) harap menghubungi nomor : 081391031086
yg belum dapat nilai : FAturcohman +Misbah; Reli+Risala; +Eka +Mega; Bening +Rini; Elisa+Feli ; Ade +Sucipto; Sigit +Iyan; Erni A+Tri Wahu

Selasa, 12 April 2016

"LEBIH BAIK DI BOM ATOM DARIPADA TIDAK MERDEKA 100%" -JEND. SOEDIRMAN-


Hasil gambar untuk jendral soedirman
"ROBEK ROBEKLAH BADANKU, POTONG POTONGLAH JAZAD INI, TETAPI JIWAKU DI LINDUNGI BENTENG MERAH PUTIH, AKAN TETAPI HIDUP, TETAP MENUNTUT BELA, SIAPAPUN LAWAN YANG AKU HADAPI"



Pada saat itu, ada pemilihan Panglima Besar, dan disitu terpilihlah Jendral Soedirman sebagai Panglima Besar tersebut. Kemudian Jendral dibisiki oleh Tan Malaka untuk tidak merdeka 100% namun Jendral menolaknya. Selang beberapa waktu kemudian ada segerombol penjajah yang datang ke kota Jogjakarta. Lalu setelah jendral mengetahuinya, Jendral meminta izin kepada istri beserta anak-anaknya. Kemudian jendral menemui Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta di istana Negara. Namun pada saat jendral meminta untuk ikut dalam bergerilya Ir. Soekarno melarangnya karena jendral dalam keadaan sakit, namun jendral tetap kekeh ingin ikut dalam bergerilya. Akhirnya Ir. Soekarno mengizinkan jendral ikut bergerilya.


Kemudian jendral berangkat bergerilya bersama pasukan dari Tentara Indonesia, dan jendral dibawa dengan tandu yang sudah disiapkan sebelumnya. Setelah melakukan perjalanan yang cukup lama, jendral beserta tentara yang lain beristirahat di goa. Kemudian ada seseorang yang mendatangi peristirahatan jendral dia bernama “Karsani”. Dia berkata ingin ikut serta dalam peperangan itu. Tiba-tiba ada tentara Belanda yang menjatuhkan bom atom dari pesawatnya ke peristirahatan jendral beserta Tentara yang lain. Namun jendral soedirman beserta pasukan bisa menyelamatkan diri dari bom atom tersebut. Kemudian jendral melanjutkan perjalanan dan kembali beristirahat disebuah rumah. Jendral meminta izin kepada kakek pemilik rumah tersebut untuk beristirahat sementara waktu. Dan kakek tersebut mengizinkan Jendral beserta pasukan untuk menginap disitu. Pada saat semua sedang beristirahat Karsani menemukan markas Belanda yang tempatnya tidak jauh dari peristirahatan Jendral. Kemudian dipagi hari peristirahatan Jendral dikepung oleh Tentara Belanda tersebut. Namun jendral berhasil menyelamatkan diri dengan melanjutkan perjalanan secara diam-diam. Jendral Soedirman melewati goa bawah tanah, dan disitu ada Tentara Batalyon 102 yang sedang berjaga-jaga, lalu jendral beserta pasukan dicurigai oleh pasukan tentara batalyon 102 tersebut, kemudian dicek semua barang bawaan yang dibawanya. Dan akhirnya tentara batalyon melihat jendral sedang duduk ditandu dan tentara batalyon tersebut terkejut dan langsung membebaskan jendral beserta pasukannya. Setelah sampai diperistirahatan selanjutnya keesokan harinya salah satu dari tentara Republik melaporkan kepada jendral bahwa keadaan sudah sangat genting dan disarankan untuk segera melanjutkan perjalanan. Kemudian jendral melanjutkan perjalanan yang melewati hutan, ditengah hutan tersebut ada gerilyawan yang mencari jendral Soedirman, namun gerilyawan tersebut tidak mengetahui kalau itu jendral. Lalu Jendral melanjutkan perjalanan dengan keadaan sakit yang semakin parah. Kemudian ditengah sawah ada gubuk-gubuk yang terdapat penghuni ternyata disitu tempat penyiaran, dan disitulah jendral menyiarkan kepada seluruh warga Indonesia “merdeka, merdeka, merdeka”. Lalu tentara belanda mengetahui dan kembali menjatuhkan bom dari pesawatnya. Ditengah perjalanan kemudian tentara belanda dan tentara Indonesia saling melakukan serangan. Dan dimalam hari pasukan beristirahat kembali. Dan dipagi hari jendral kembali melanjutkan perjalanan, perjalanan saat ini melewati tebing-tebing, dan ditengah jalan jendral kelelahan dan pasukan baru sadar bahwa koper yang berisi bahan makanan tertinggal di tempat peristirahatan tadi. Dan disitu jendral mengatakan “Lebih baik dibom atom daripada tidak merdeka 100%”. Dengan keadaan sakit, hujan, dan basah kuyub, namun jendral tetap melanjutkan perang gerilya itu. Dan jendral mengatakan barang siapa yang ingin pulang dan ingin mengahiri gerilyanya sampai disini jendral mengizinkan. Dan dimalam hari jendral pun beristirahat kembali, dengan suara yang merdu jendral menyanyikan sebuah lagu yang membuat semua pasukan meneteskan air mata. Tiba-tiba ada tentara Belanda yang mendatangi jendral. Namun tentara belanda tersebut tidak mengetahui kalau itu jendral karena jendral menyamar sebagai masyarakat biasa yang sedang mengaji. Namun ada seorang yang mengetahui kalau itu jendral, dan yang mengatakan itu tentara dari Indonesia yang ikut dalam pasukan belanda, namun semua tentara belanda tidak ada yang percaya dan akhirnya orang tersebut ditembak mati oleh salah tentara belanda. Lalu jendral bergegas melanjutkan perjalanan dan hingga akhirnya sampai diperumahan warga dan disitu jendral disambut dengan hangat dan di persilahkan masuk kerumah warga tersebut. Dan dirumah itu jendral mengatakan bahwa rumah itu akan dijadikan markas gerilya untuk pasukan tentara Indonesia. Di pagi hari jendral telah menyiapkan surat untuk Sri Sultan Hamengkubuwono di Jogjakarta, dan jendral menugaskan salah seorang tentara Republik yang bernama “Nolly” untuk mengantarkan surat tersebut. Kemudian dia berangkat bersma karsani dan 3 orang lainnya. Ditengah perjalanan salah seorang tentara ada yang tertinggal dibelakang dan karsani ditugasi untuk mencarinya. Dan disaat karsani sedang mencari temannya tiba-tiba karsani dikepung oleh tentara belanda dan karsani ditembak berkali-kali oleh tentara belanda itu hingga karsani meninggal dunia. Dan sebelum meninggal dunia karena begitu cintanya kepada Indonesia dan juga begitu inginnya Indonesia merdeka karsani mengucapkan kata merdeka sampai 3 kali. Kemudian Nolly dan kawan-kawan mendengar suara tembakan itu, dia bergegas menghampiri jasad karsani dan membawa karsani ke tepi sungai dan memakamkan jasad tersebut disitu. Untuk mengenang jasanya yang terakhir Nolly dan kawan-kawan melakukan penghormatan ke makam karsani itu. Dan nolly mengatakan “Kamu tentara hebat, kami bangga punya kamu, saya harap cita-citamu tercapai dikemudian hari”. Dan nolly melanjutkan perjalanan, setelah selesai mengantarkan surat kepada Sri Sultan Hamengkubuwono dia kembali ke Jendral di markas. Dan dimarkas jendral mendengar siaran dari radio, siaran tersebut membuat jendral tidak terima. Akhirnya jendral merundingkan dengan pasukan yang lain dan jendral mengatakan bahwa dia akan melakukan penyerangan di siang ini. Namun semua tidak terlaksana karena jendral mendapat surat dari sri sultan hamengkubuwono untuk tidak melanjutkan peperangan dan meminta jendral untuk segera pulang ke Jogjakarta. Dan esok hari jendral pulang beserta pasukan tentara yang lain, dan sampainya disana jendral disambut oleh presiden Ir. Soekarno dan Drs.Moh. hatta. Dan jendral meminta izin kepada Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta untuk melanjutkan tugasnya sebagai seorang TNI. Dan akhirnya Jendral Soedirman wafat di Magelang pada tanggal 29 Januari 1950 dan pada waktu itu berusia 34 tahun.





PENGIRIM : ELISYA SUKMANINGSIH (2887)
                      FENI SUSILOWATI (2891)

KELAS       : X TKJ-2   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar