Jenderal Besar TNI Anumerta Soedirman adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang berjuang pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia, ia dicatat sebagai Panglima dan Jenderal RI
yang pertama dan termuda. Saat usia Soedirman 31 tahun ia telah menjadi
seorang jenderal. Meski menderita sakit tuberkulosis paru-paru yang
parah, ia tetap bergerilya dalam perang pembelaan kemerdekaan RI. Pada
tahun 1950 ia wafat karena penyakit tuberkulosis tersebut dan dimakamkan
di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta.
PEMBAHARUAN
............ Bagi siswa siswa kelas X, kata sandi telah diperbaharui pada 8-4-2016, yang mau posting di Blog SMK Bukateja (Blog siswa) harap menghubungi nomor : 081391031086
yg belum dapat nilai : FAturcohman +Misbah; Reli+Risala; +Eka +Mega; Bening +Rini; Elisa+Feli ; Ade +Sucipto; Sigit +Iyan; Erni A+Tri Wahu
yg belum dapat nilai : FAturcohman +Misbah; Reli+Risala; +Eka +Mega; Bening +Rini; Elisa+Feli ; Ade +Sucipto; Sigit +Iyan; Erni A+Tri Wahu
Kamis, 07 April 2016
JENDRAL SUDIRMAN SAG PEMIMPIN SEJATI

JEJAK GERILYA SANG JENDRAL

"Jendral Soedirman" mengisahkan tentang sang jendral besar Soedirman yang memimpin gerilya untuk melawan agresi militer Belanda II.
Jendral Soedirman bersama kelompok kecil yang terdiri dari tentara dan dokter pribadinya melakukan perjalanan kearah selatan dan memulai perlawanan gerilya. Selama gerilya,dengan perintah dan komandonya,ia mampu mengomandoi kegiatan militer dipulau Jawa termasuk serangan umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.
Jendral Soedirman berjuang dalam keadaan sakit parah yakni paru-paru sebelah terluka, tetapi dengan semangatnya, sang Jendral terus melakukan perjuangan sebagai rasa cintanya kepada tanah air.
SATU NAPAS PANGLIMA BESAR "JENDRAL SOEDIRMAN"
Belanda, secara sepihak, menyatakan sudah tidak terikat dengan perjanjian Renville (1947), sekaligus menyatakan gencatan senjata berakhir. Lalu di bawah pimpinan Panglima Tentara Belanda Jenderal Simons Spoor, Belanda menyerang ibukota RI Yogyakarta pada 19 Desember 1948. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Agresi Militer II.Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka.
KEGIGIHAN SANG PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN
Jenderal Soedirman terpilih menjadi Panglima Besar DKR. Pada suatu hari Perdana Menteri Syahrir diculik. Kemudian Jogja diserang oleh Belanda secara tiba-tiba dengan dijatuhkan bom-bom. Jenderal Soedirman melakukan perang gerilya ke Jogja bersama pasukannya. Kemudian Soekarno melakukan sidang kabinet, dalam sidang itu sepakat bahwa dalam keadaan darurat akan menyerahkan kekuasaan pemerintah kepada M. Muhammad Syaefudin Prawira jika Sumatera juga jatuh. Berulang kali Jenderal Soedirman dan pasukannya diserang dengan peluru dan bom Belanda, dan berulang kali juga mereka selamat dan terhindar dari maut. Tetapi mereka tetap semangat dan berjuang untuk memenangkan peperangan ini. Perundingan Roem Royen Soedirman marah karena pemerintah Indonesia melakukan perundingan dengan Belanda. Soedirman menerima surat dari Sultan Jogja untuk kembali ke Jogja. Tetapi Soedirman tidak menyukai dan tidak sepakat, namun akhirnya Jenderal Soedirman menerima tawaran untuk kembali ke Jogja. 2 hal yang tidak disukai Jenderal Soedirman, adalah 1) Meremehkan TNI, 2) Genjatan senjata. Jenderal Soedirman kembali ke Jogja setelah menerima surat. kemudian Jenderal Soedirman menyerahkan kemiliterannya kepada Soekarno. Akhirnya Jenderal Soedirman menjadi tentara biasa.
Pengirim : Juliyah (22)
Sri Ambaryanti Dianitari (35)
Kelas : X TKJ 3
Langganan:
Postingan (Atom)