Beliau, dalam keadaan sakit parah, paru2 tinggal sebelah yang berfungsi tetap memaksakan diri bBergirlya melawan Belanda. Beliau tidak mengejar materi, gaji besar dan fasilitas beliau bahkan tidak digaji. Presiden dan perdana menteri sudah ditangkap Belanda dalam Agresi Militer Belanda ke-2. beliau menjual perhiasan istrinya untuk modal perjuangan istrinya, berpindah dari hutan ke hutan, dengan kondisi medan yang sangat berat, dibayang bayangi pengejaran tentara Belanda lewat darat maupun udara. pak Dirman, dalam keadaan sakit parah digerogoti TBC dan paru paru tinggal satu memimpin perang tersebut. Inilah para gerilyawan yang beliau pimpim, berjuanh keluar masuk hutan naik turun gunung demi masa depan Indonesia.
PEMBAHARUAN
............ Bagi siswa siswa kelas X, kata sandi telah diperbaharui pada 8-4-2016, yang mau posting di Blog SMK Bukateja (Blog siswa) harap menghubungi nomor : 081391031086
yg belum dapat nilai : FAturcohman +Misbah; Reli+Risala; +Eka +Mega; Bening +Rini; Elisa+Feli ; Ade +Sucipto; Sigit +Iyan; Erni A+Tri Wahu
yg belum dapat nilai : FAturcohman +Misbah; Reli+Risala; +Eka +Mega; Bening +Rini; Elisa+Feli ; Ade +Sucipto; Sigit +Iyan; Erni A+Tri Wahu
Kamis, 07 April 2016
JEJAK GERILYA SANG JENDRAL
"Jendral Soedirman" mengisahkan tentang sang jendral besar Soedirman yang memimpin gerilya untuk melawan agresi militer Belanda II.
Jendral Soedirman bersama kelompok kecil yang terdiri dari tentara dan dokter pribadinya melakukan perjalanan kearah selatan dan memulai perlawanan gerilya. Selama gerilya,dengan perintah dan komandonya,ia mampu mengomandoi kegiatan militer dipulau Jawa termasuk serangan umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.
Jendral Soedirman berjuang dalam keadaan sakit parah yakni paru-paru sebelah terluka, tetapi dengan semangatnya, sang Jendral terus melakukan perjuangan sebagai rasa cintanya kepada tanah air.
SATU NAPAS PANGLIMA BESAR "JENDRAL SOEDIRMAN"
Belanda, secara sepihak, menyatakan sudah tidak terikat dengan perjanjian Renville (1947), sekaligus menyatakan gencatan senjata berakhir. Lalu di bawah pimpinan Panglima Tentara Belanda Jenderal Simons Spoor, Belanda menyerang ibukota RI Yogyakarta pada 19 Desember 1948. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Agresi Militer II.Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka.
KEGIGIHAN SANG PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN
Jenderal Soedirman terpilih menjadi Panglima Besar DKR. Pada suatu hari Perdana Menteri Syahrir diculik. Kemudian Jogja diserang oleh Belanda secara tiba-tiba dengan dijatuhkan bom-bom. Jenderal Soedirman melakukan perang gerilya ke Jogja bersama pasukannya. Kemudian Soekarno melakukan sidang kabinet, dalam sidang itu sepakat bahwa dalam keadaan darurat akan menyerahkan kekuasaan pemerintah kepada M. Muhammad Syaefudin Prawira jika Sumatera juga jatuh. Berulang kali Jenderal Soedirman dan pasukannya diserang dengan peluru dan bom Belanda, dan berulang kali juga mereka selamat dan terhindar dari maut. Tetapi mereka tetap semangat dan berjuang untuk memenangkan peperangan ini. Perundingan Roem Royen Soedirman marah karena pemerintah Indonesia melakukan perundingan dengan Belanda. Soedirman menerima surat dari Sultan Jogja untuk kembali ke Jogja. Tetapi Soedirman tidak menyukai dan tidak sepakat, namun akhirnya Jenderal Soedirman menerima tawaran untuk kembali ke Jogja. 2 hal yang tidak disukai Jenderal Soedirman, adalah 1) Meremehkan TNI, 2) Genjatan senjata. Jenderal Soedirman kembali ke Jogja setelah menerima surat. kemudian Jenderal Soedirman menyerahkan kemiliterannya kepada Soekarno. Akhirnya Jenderal Soedirman menjadi tentara biasa.
Pengirim : Juliyah (22)
Sri Ambaryanti Dianitari (35)
Kelas : X TKJ 3
Rabu, 06 April 2016
Langganan:
Postingan (Atom)